Mengurai Implementasi Kebijakan dan Strategi Penurunan Stunting Jawa Tengah: Mengapa Terjadi Kesenjangan Capaian Kinerja Program dan Hasil Penurunan Stunting?
Abstract
Sekitar 20,8% balita di Jawa Tengah mengalami stunting di tahun 2022, serta terjadi perlambatan signifikan penurunan stunting perode 2021-2022 (0,1%) dibandingkan 2018-2021 (3% per tahun) disertai peningkatan balita lahir pendek dan masalah gizi akut (underweight, wasting). Meski capaian program intervensi sensitif dan spesifik sebagian besar memenuhi target, namun daya ungkit program cenderung rendah. Berdasarkan hal tersebut, perlu segera disusun rencana tindak lanjut berfokus pada: 1) pencegahan gizi akut dan kronis; 2) peningkatan kualitas kehamilan dan outcome kehamilan; 3) pencegahan pernikahan dini dan kehamilan remaja; 4) peningkatan akses pendidikan bagi perempuan; dan 5) strategi komunikasi yang tepat. Selain itu perlu mengoptimalkan kapasitas dan peran masyarakat, posyandu, desa, puskesmas, dan Rumah Sakit untuk: 1) memastikan balita bermasalah gizi mendapatkan penanganan standar; 2) memastikan seluruh ibu hamil mendapatkan layanan standar; 3) peningkatan kualitas surveilans gizi berbasis masyarakat. Strategi lain adalah memastikan penguatan akses pendidikan perempuan, pencegahan pernikahan dini dan kehamilan remaja dengan menyasar mulai siswa jenjang sekolah dasar dan pondok pesantren.