Memperkuat Employability Skill Lulusan SMK: Tidak Cukup Melalui Praktik Kerja Industri (Prakerin)
Abstract
Upaya memperkuat employability skill lulusan SMK di Jawa Tengah merupakan langkah strategis yang harus dilakukan dalam rangka menurunkan angka TPT lulusan SMK yang masih relatif tinggi pada 2023 sebesar 9,73%. Tingginya tingkat pengangguran disebabkan keterbatasan keterampilan lulusan dalam menjaga keselarasan dengan kebutuhan industri. Model partisipasi Dunia Usaha dan Dunia Industri (DUDI) dengan institusi pendidikan kejuruan yang bertumpu pada kegiatan Prakerin kurang optimal dalam meningkatkan keterampilan siswa SMK. Program utama di SMK seperti teaching factory dan SMK Pusat Keunggulan belum signifikan meningkatkan employability skill lulusan. Hasil penelitian Harjono yang dilakukan pada SMK Kimia Industri di Jawa Tengah (2022) menunjukkan employability skill secara signifikan dipengaruhi 75,1% keterlibatan siswa, 70,6% fasilitas belajar dan kenyamanan kelas, 75,7% karakteristik siswa, dan 16,2% manajemen kemitraan Sekolah-Perguruan Tinggi-Industri. Membangun kemitraan sekolah dengan Perguruan Tinggi sangat strategis dalam mendukung tercapainya employability skill lulusan SMK sekaligus memperluas akses pemenuhan fasilitas belajar yang hanya tersedia di Perguruan Tinggi mitra sekolah. Berdasarkan masalah tersebut, policy brief ini merekomendasikan: (1) Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Jawa Tengah mengidentifikasi potensi kemitraan SMK dengan Perguruan Tinggi (berbasis database), (2) Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Jawa Tengah menyiapkan kebijakan kemitraan SMK dengan Perguruan Tinggi dalam peningkatan kompetensi guru, adaptasi kurikulum, dan akses terhadap sarana prasarana praktek untuk meningkatkan employability skill lulusan SMK, (3) SMK menentukan mitra Perguruan Tinggi dan menyiapkan kelengkapan program sesuai dengan kebijakan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Jawa Tengah.